Tuesday, September 20, 2011

Sightseeing Denpasar #1

Visiting Bali for me always be so exciting. With the paradise of tourism objects, still there are some places that I haven't been before. Talk about Bali always reminds us to the beautiful beaches in the south, marvelous landscape of Kintamani, Ubud, or Uluwatu, and the strong cultural touch in every corner of the city. But now, I'm gonna take you to Denpasar, the capital city of Bali province, which is basically not a type of tourist place. Most of life in Denpasar consists of people working, schooling, trading, etc.
How about the cultural and historical side? Do people forget that? Well, if you are a kind of person who loves to learn and sightseeing those kind of things, I suggest you to visit the Monumen Perjuangan Rakyat Bali which are located in Renon, Denpasar, Bali.
Monumen Perjuangan Rakyat Bali - Photo credit goes to Katrin Qlmann


This monument also known as Bajra Sandhi Monument. To enter the monument we just have to pay IDR 5000 for domestic tourist and IDR 10.000 for foreign tourist. That's so cheap for us to enjoy this Balinese towering building with all of the photos, dioramas, plus all of the cultural touches inside.



  • Fish pool surrounds the building - Photo credit goes to Katrin Qlman

    The first idea about this monument came from Dr. Ida Bagus Mantra in who was the governor of Bali Province in 1980. In 1981, there was a design competition for the monument, which was won by Ida Bagus Yadnya, a student of Udayana University who's majoring architecture. Later on, in 1988, the monument was start to be build, and finished for approximately 13 years. In 2001, the physical building of the monument was completed and a year later the dioramas done.

    1.  

    1. This monument is indeed very interesting because the beautiful building is still well maintained and also clean.  In this place, there was a battle between the Balinese against the occupying forces in the independence era of Indonesia. The war was known as "Puputan War" which means all-out war. So, the monument is the symbol of  respect for the Balinese people's struggle. 

  • We can also reach the top of the monument through the spiral stairs to see the view of Denpasar city form above. The view of green trees that extend surround the Puputan Renon square with the blowing wind from the window in the top of the museum would make our mind so relaxed after we take a walk to see the dioramas and photo collections in the monument. But one important thing that we have to know, women who have periods are not allowed to go to the top.  
    Denpasar city view from the top of the monument - Photo credit goes to Katrin Qlmann

    SEJARAH SATRIA SIAGA


    Sedikit cerita yang aku dapat dari group SATRIA MASIH SIAGA di Facebook yang merupakan grup alumni SMP Negeri 1 Yogyakarta tahun 2004 yang masih selalu berbagi hingga saat ini.

    SMP 1 Yogyakarta, awalnya lahir di tengah-tengah perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan, baik dari penjajah Jepang maupun dari penjajahan Belanda. SMP 1 Yogyakarta didirikan oleh Pemerintah Pendudukan Jepang pada tanggal 11 September 1942. Semula hanya terdiri dari 13 ruang dan saat itu menempati Gedung bekas Neutralle MULO dari penjajah Belanda Belanda yang terletak di jalan Jati Yogyakarta ( Sekarang SMP 8 Yogyakarta). Pada saat itu pula SMP 1 Yogyakarta terdiri dari bekas siswa-siswi MULO. Guru-gurunya pada umumnya memiliki ijazah HOOFDACTO, HIK atau HKS.

    Karena negara pada saat itu di bawah kekuasaan Jepang, maka situasi sekolahpun disesuaikan dengan keadaan, antara lain:
    1. Setiap pagi upacara bendera (Bendera Jepang atau Bendera Dai Nippon) dengan menyanyikan lagu "KIMIGAYO" didertai kewajiban SEIKEREI sebagai tanda penghormatan kepada Kaisar Jepang.
    2. Setiap pagi siswa diwajibkan gerak badan ala Jepang (TAISO) atau senam pagi
    3. Siswa diwajibkan kerja bakti dan latihan perang atau kyoren, dan melaksanakan " KIN ROHOSI "
    Pada tahun 1943, SMP 1 Yogyakarta pindah ke Jalan Cik Di Tiro No. 25 ( sekarang No.29) Yogyakarta yaitu bekas gedung AMS A di zaman Belanda. Pada tahun 1944 diadakan pemisahan, untuk siswa putra di SMP 1 Yogykarta, sedangkan untuk siswa putri mempergunakan Gedung Kota Baru (sekarang SMA Stella Duce), tetapi kemudian kedua SMP tersenut bergabung kembali menjadi SMP campuran.

    Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, namum tentara Belanda dan Inggris ingin menguasai kembali, tetapi para pemuda Indonesia tidak sudi dijajah lagi. Untuk itu para siswa SMP 1 Yogyakarta khususnya siswa kelas III terpaksa harus meninggalkan bangku sekolah untuk sementara demi mempertahankan kemerdekaan RI. Korban pertempuran Kota Baru yaitu merebut markas Tentara Jepang dari siswa SMP 1 Yogyakarta ada 2 orang , yaitu Djohar Nuradi dan Wardani. Keduanya dimakamkan di TMP (Taman Makam Pahlawan) Kusumanegara.Pada saat meletus G 30 S/PKI tahun 1965, membawa perubahan terhadap lancar dan lajunya pendidikan dan menimbulkan malapetaka yang sangat hebat bagi bangsa dan negara yang baru laju dengan baik. terbukti tahun ajaran pada saat itu diperpanjang, seharusnya mulai 1 Agustus di undur menjadi 1 Januari. Siswa, Guru dipecah dan diadu domba, namun SMP 1 Selamat dari ancaman bahaya tersebut.

    Tahun 2011 ini, SMP Negeri 1 merayakan ulang tahunnya yang ke  59 tahun. Banyak kenangan tersimpan di sana. Tiga tahun aku meniti ilmu bersamamu. Mungkin saat ini belum ada yang bisa kuberikan untukmu, selain doa penuh harap "Jayalah selalu Satria Siaga ku..!"

    Sunday, September 4, 2011

    Talk about LOMO


    Lomo, sebutan akrab untuk kamera unik yang punya nama panjang Leningradskoye Optiko-Mechanichesckoye Obyedinenie (Leningrad Optical Mechanical Amalgamation) ini mungkin terdengar tak asing lagi bagi anak muda sekarang. Walaupun terbilang jadul dan kuno, tapi justru keunikan Lomo inilah yang membuat banyak anak muda sekarang mencari-carinya kembali.

    Hasil jepretan Lomo dengan empat lensa
    Sebenarnya keunikan Lomo ini terletak pada terletak pada hasil jepretannya sendiri. Konon, lensa LOmo memiliki cacat. Namun kelemahan inilah yang justru membuat hasil jepretan lomo sangat khas dan unik. Kita bisa menemukan warna2 khas Lomo yang sulit dihasilkan oleh kamera biasa. Dibagian sudut frame, kadang muncul warna gelap yg membentuk kesan artistik yg ga biasa. Lalu, dalam kondisi pencahayaan normal bisa saja muncul unsur warna biru, merah kuning dan warna lainnya. Isn’t that cool?

    Lomo Supersampler
    Uniknya lagi dengan menggunakan kamera Lomo jenis supersampler, kita bisa menghasilkan 4 frame atau lebih dalam sekali jepret. Soalnya, dalam satu kamera Lomo terdapat beberapa lensa. Kejutan lain, setiap kamera LOmo juga memiliki kelebhan sendiri2. Yah, jadi mirip sidik jari gitu deh (hehe)...karena itu, jika hunting foto bersama teman2 menggunakan kamera berbeda, hasilnya un akan berbeda. Makanya, setiap org bisa menemukan kejutan Lomo masing2. Surprise!!!

    Lomo Diana
    10 Tips Memotret dengan Kamera Lomo
    1.     Take your LOMO everywhere you go.
    Bawalah kamera Lomo anda kemanapun anda pergi, karena dimana pun anda dapat menemukan obyek foto yang tak terduga.
    2.     Use it anytime - day or night.
    Pakailah kamera Lomo anda tanpa batas. Pakai kamera Lomo anda baik siang maupun malam, kapan saja di berbagai situasi dan kondisi.
    3.     Lomography is not an interference in your life, but a part of it.
    Jadikanlah Lomografi sebagai bagian dari diri anda dan nikmatilah waktu anda memotret suatu obyek dengan kamera Lomo.
    4.     Shoot from the hip.
    5.     Approach the objects of your lomographic desire as close as possible.
    Dekati obyek foto anda sedekat mungkin selain karena kamera Lomo umumnya tidak ada zoom, harus ada feel tersendiri antara anda dengan obyek foto.
    6.     Don't think.
    Jangan berpikir, gunakan hati dan penglihatan anda.
    7.     Be fast.
    Cepat dalam memotret suatu obyek foto, anda tidak perlu banyak berpikir/berteknik.
    8.     You don't have to know beforehand what you've captured on film.
    Anda tidak perlu terlalu memikirkan gambar seperti apa yang akan anda ambil.
    9.     You don't have to know afterwards, either.
    Anda juga tidak perlu memikirkan bagaimana hasil dari gambar yang telah anda ambil.
    10. Don't worry about the rules.
    Jangan khawatir tentang aturan-aturan fotografi dan jangan terlalu memikirkannya saat anda menggunakan kamera Lomo.

    Friday, September 2, 2011

    Deliberasi Publik dalam Interaksi Komentar Pembaca di Situs Berita www.kompas.com Kompas.com dan Social Media Kompasiana


    MARIA CHRISTINE ANGGRAENI SADIPUN
    No. Mhs : 07 09 03302 / Kom
    Deliberasi Publik dalam Interaksi Komentar Pembaca di Situs Berita www.kompas.com Kompas.com dan Social Media Kompasiana
    (Analisis Isi Perbandingan Komentar Pembaca Menanggapi Pemberitaan Kasus Ahmadiyah di Situs Berita Kompas.com dan Social Media Kompasiana Periode 6 Februari – 5 Maret 2011 Sebagai Bentuk
     Deliberasi Publik)

    ABSTRAK
    Deliberasi secara luas sebagai suatu proses politis melalui suatu kelompok yang para anggotanya secara seksama memeriksa suatu masalah dan tiba pada suatu solusi yang beralasan baik setelah melewati suatu periode yang inklusif dan saling menghargai perbedaan sudut pandang yang ada di dalam kelompok tersebut. Proses deliberasi ini ditandai dengan adanya proses analitis dan proses sosial.
    Sejalan dengan hal tersebut muncul gagasan baru tentang adanya transformasi dari ruang publik dan deliberasi publik, di mana kehadiran media baru dianggap memiliki potensi sebagai ruang publik yang baru. Sebagai sebuah ruang publik, internet memberikan potensi bagi kita untuk mengekspresikan pandangan kita dan berdebat tentang persoalan tertentu.
    Dalam penelitian ini, dilakukan analisis isi pada komentar pembaca dalam menanggapi pemberitaan kasus Ahmadiyah pada kolom komentar pembaca di situs berita Kompas.com dan social media Kompasiana. Penelitian ini menunjukkan bahwa potensi bagi kedua saluran media www.kompas.com dan www.kompasiana.com masih sangat minim untuk dapat membentuk deliberasi publik yang ideal dan dapat berkontribusi bagi solusi permasalahan Ahmadiyah di Indonesia. Namun adanya potensi pada proses sosial menjadi indikasi positif untuk perkembangan media online ke depan sebagai ruang deliberasi.
    Kata kunci : Deliberasi publik, Ahmadiyah, Media Online