Friday, July 23, 2010

"Powerful Woman is (NOT) an Anomaly"

People used to think of a powerful man as a born leader and a powerful woman as an anomaly. (Margaret Atwood)
Memang, menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah. Tapi mungkin sosok yang satu ini dapat memecah mitos yang mengatakan bahwa "a powerful woman is an anomaly".

Dialah Pendeta Rosmalia Barus, seorang Pendeta wanita berdarah Batak Karo yang telah berkarya bagi Gereja, khususnya di bidang pemberdayaan anak dan perempuan selama hampir 26 tahun.

Menjadi seorang Pendeta awalnya bukan merupakan hal yang mudah bagi Ibu Ros, begitu beliau akrab disapa.

Apalagi saat itu di gerejanya, GBKP (Gereja Batak Kristen Protestan), sempat terjadi pro dan kontra tentang Pendeta wanita. Namun, sifat Ibu Ros yang keras dan berjiwa pemimpin membuat beliau tetap berusaha memperjuangkan hak-hak perempuan agar disetarakan dengan laki-laki.


Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Teologi (STT) Ujung Pandang, beliau akhirnya menjadi Pendeta pada tahun 1985. Karir beliau sebagai Pendeta benar-benar dimulai dari nol, beliau mengawali pelayanannya di Desa Lingga, suatu desa terpencil di provinsi Sumatera Utara.

Hidup yang sangat pas-pasan pun pernah dialaminya sekeluarga. Apalagi saat itu sang suami, bapak Siong Lokollo, juga hanya mengandalkan usaha kecil-kecilan di desa tersebut.


Namun Tuhan memang tidak pernah menutup mata. Berkat ketekunan dan kesetiaannya dalam pelayanan, Pendeta Rosmalia Barus mengaku selalu saja ada berkat yang diterima oleh keluarganya.

Entah itu dari Gereja maupun dari jemaatnya. Hal inilah yang kemudian turut mengangkat kehidupan keluarga serta karir Ibu Ros.

Pendeta yang dikaruniai 4 orang anak ini mulai dipercaya untuk tugas-tugas berskala Internasional. Tugas pertamanya ke luar negeri saat itu adalah ke Amerika. Beberapa negara di Asia juga pernah dikunjunginya seperti Taiwan, Korea, Malaysia dan Thailand.

Kesuksesan demi kesuksesan dalam menjalankan berbagai program dan kegiatanpun akhirnya menuntun Pendeta yang aktif dan pekerja keras ini untuk mengemban tugas di Ibukota pada tahun 2004.

DPA (Demi Perempuan dan Anak)

Bagi seorang Ibu seperti Pdt. Rosmalia barus, kehidupan perempuan dan anak tentu merupakan dunia yang sangat dekat dengannya. Apalagi setelah beliau dipercaya untuk menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Dewan Perempuan dan Anak (DPA) di Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) pada tahun 2005.


Kecintaan beliau pada dunia perempuan dan anak juga membuat wanita yang berpenampilan sederhana ini benar-benar tulus mengemban tugasnya di PGI.

Selama menjabat di PGI, Pendeta Rosmalia juga sempat membuat gebrakan-gebrakan bagi pemberdayaan anak dan perempuan, khususnya di lingkup Gereja.

PERCASMI misalnya. Perkemahan Ceria anak Sekolah Minggu ini merupakan salah satu program yang dimotori oleh Beliau dan menjadi agenda tahunan PGI hingga saat ini.

Tak hanya itu, pendeta yang dulunya hanya Ketua Moria (organisasi perempuan di Gereja) ini juga sering terlibat dalam kegiatan dan gerakan yang berhubungan dengan dunia perempuan.

Salah satunya adalah “Gerakan Perempuan Cinta Damai” yang diikuti perwakilan dari perempuan Katolik, Islam, dan Protestan yang mengusung tema “Perempuan sebagai Agen Pemberdayaan”.


Wonder Mommy


Di tengah keluarga sendiri, Pendeta Rosmalia dikenal sangat penyabar, perhatian dan penyayang. Keempat anaknya sekarang menuntut ilmu di kota pelajar Yogyakarta, sedangkan beliau bertugas di Medan.


Namun, jarak yang memisahkan Pendeta Ros dari keluarga ini bukanlah halangan. Komunikasi mereka terbangun lancar. Bahkan, dalam kesempatan-kesempatan tugas tertentu, Pendeta Ros seringkali juga mengunjungi anak-anaknya di Jogja.

Begitu pula saat masih bertugas di Jakarta, hari libur adalah hari yang paling ditunggu-tunggu Sabarita dan Theoharis, putri dan putra Pendeta Ros yang hampir selalu rutin meluangkan waktu liburnya bersama Mama tercinta di Jakarta.


“Mama itu Wonder woman deh pokoknya,” komentar Grace Altony, putra kedua Ibu Rosmalia saat ditanya tentang sosok 'Mama Ros' di keluarganya. Baik dalam keluarga, pekerjaan maupun pelayannya, Pendeta Rosmalia Barus telah membuktikan bahwa wanita juga bisa menjadi yang terdepan.

No comments:

Post a Comment